Istilah ‘cedera olahraga’ mengacu pada berbagai jenis cedera yang mungkin Anda alami saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik. Cedera olahraga dapat dikelompokkan secara luas ke dalam 2 jenis – yaitu cedera kronis dan cedera akut. Penting untuk dapat membedakan 2 jenis cedera ini, karena Anda akan mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang cara menanganinya.
Membedakan cedera kronis dan akut
Cedera kronis
Cedera kronis disebabkan oleh gerakan berulang dan berkepanjangan yang umumnya terjadi dalam olahraga ketahanan, seperti berenang, berlari, dan bersepeda. Oleh karena itu, cedera kronis sering kali disebut sebagai cedera penggunaan berlebih (overuse injury) – yaitu cedera yang disebabkan oleh penggunaan satu bagian tubuh secara berlebihan saat berolahraga atau beraktivitas fisik selama jangka waktu yang lama.
Beberapa contoh umum cedera kronis adalah fraktur tekanan, tennis elbow (siku petenis), shin splint (nyeri betis), runner’s knee (lutut pelari), dan peradangan tumit. Cedera ini umumnya berhubungan dengan salah satu kondisi berikut – teknik yang tidak tepat, berusaha untuk bergerak terlalu cepat, atau melakukan gerakan tertentu secara berlebihan saat berolahraga.
Cedera akut
Di sisi lain, cedera akut adalah cedera yang terjadi tiba-tiba dan biasanya dikaitkan dengan trauma, seperti tulang retak, otot sobek, atau memar. Hal ini dapat terjadi akibat terjatuh atau bertabrakan dengan pemain lain saat berolahraga.
Cedera olahraga kronis/penggunaan berlebihan lebih sering terjadi daripada cedera akut yang berlangsung tiba-tiba pada hampir setiap aktivitas atletik. Akan tetapi, karena cedera ini tidak langsung membuat seseorang tidak dapat beraktivitas, cedera ini jarang mendapatkan penanganan medis yang segera daripada cedera yang menyebabkan hilangnya fungsi tubuh secara kentara dan tiba-tiba.
Membedakan antara cedera kronis dan cedera akut
Perbedaan antara cedera olahraga kronis dan akut terletak pada tanda-tanda dan gejala cedera.
Tanda-tanda cedera kronis di antaranya:
- Rasa sakit saat beraktivitas
- Nyeri ringan saat beristirahat
- Pembengkakan
Berkebalikan dengan cedera kronis, gejala cedera akut biasanya terjadi dalam 2 minggu setelah mengalami cedera. Dalam fase akut, tubuh menggunakan peradangan untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
Tanda-tanda cedera akut di antaranya:
- Rasa sakit yang kuat dan tiba-tiba
- Pembengkakan
- Tidak mampu menempatkan beban pada anggota gerak bagian bawah
- Nyeri tekan yang kuat pada anggota gerak bagian atas
- Tidak mampu menggerakkan sendi secara penuh
- Anggota gerak terasa sangat lemah
- Dislokasi atau patah tulang yang terlihat
Menangani cedera akut ringan
R.I.C.E. adalah singkatan yang banyak digunakan oleh pelatih olahraga atau atlet untuk mengatasi cedera akut ringan. R.I.C.E merupakan singkatan dari Rest (Istirahat), Ice (Es), Compress (Bebat), dan Elevate (Tinggikan).
Beristirahat adalah salah satu cara paling efektif untuk memulai proses penyembuhan Anda. Bagian tubuh Anda yang cedera akan menjadi lemah dan rentan mengalami cedera lebih lanjut, khususnya dalam beberapa jam pertama, sehingga beristirahatlah untuk membantu penyembuhannya.
Tempelkan sekantung es yang telah dihancurkan. Menempelkan es akan memberikan manfaat terbaik dalam 2 hari pertama setelah mengalami cedera. Tindakan ini mampu meredakan nyeri dan mencegah pembengkakan. Bungkus es menggunakan kain atau handuk sebelum menempatkannya pada area yang cedera. Biarkan pada area yang cedera selama sekitar 15 – 20 menit, dan biarkan kulit Anda kembali ke suhu normal sebelum menempelkan es kembali.
Bebat area yang cedera dengan perban elastis untuk meminimalkan pembengkakan dengan mencegah penumpukan cairan. Perban haruslah kuat, tetapi tidak terlalu ketat sehingga menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu aliran darah.
Terakhir, tinggikan area yang cedera melebihi tinggi jantung Anda. Langkah ini akan meminimalkan pembengkakan karena memungkinkan cairan untuk dipompa menjauh dari area tersebut. Jika Anda tidak dapat mengangkat area yang cedera melebihi tinggi jantung Anda, cobalah untuk menjaga agar area yang cedera berada pada tinggi yang sama atau sebanding dengan posisi jantung Anda. Jika Anda menderita cedera pada pantat atau panggul, cobalah berbaring dengan satu bantal atau dua pengganjal di bawah pantat Anda dan rendahkan punggung Anda untuk membantu meninggikannya.
Lanjutkan menerapkan metode R.I.C.E. dalam 2 – 3 hari pertama. Selanjutnya, Anda dapat mulai menempelkan kompres panas berselang-seling dengan es. Menempelkan kompres panas dapat mendorong sirkulasi darah ke area yang cedera, sehingga membantu mengantarkan oksigen dan nutrisi untuk mendukung proses penyembuhan.
Setelah pembengkakan mereda, Anda dapat melepaskan perban pembebat Anda dan mulai melakukan latihan ringan pada area yang cedera. Mulailah perlahan dengan peregangan ringan, berhati-hatilah agar tidak mendorong hingga mengalami titik nyeri. Teruslah meregangkan dan menggerakkan bagian tubuh untuk beberapa minggu pertama hingga Anda merasa nyaman dengan penggunaan dan aktivitas fisik normal.
Menangani cedera kronis
Jika Anda mengalami cedera kronis, Anda tetap dapat menerapkan 2 metode perawatan pertama (Istirahat dan Es). Namun, kebanyakan cedera kronis hanya akan mereda dengan menggunakan obat-obatan dan terapi fisik.
Untuk jangka pendek, obat antiperadangan dapat membantu mengatasi nyeri dan peradangan yang berhubungan dengan cedera. Namun demikian, untuk jangka panjang, penyedia layanan kesehatan Anda mungkin akan mengirim Anda kepada terapis fisik untuk melakukan beberapa latihan peregangan dan penguatan ringan.
Pencegahan kambuhnya cedera adalah aspek terpenting dalam menangani cedera penggunaan berlebih (overuse injury). Sebagian besar cedera akibat penggunaan berlebih melibatkan kelelahan otot karena kurangnya kekuatan atau ketahanan. Akibatnya, otot akan mengetat dan dapat mengalami kerusakan struktural diikuti dengan spasme dan kontraksi otot. Hal ini secara tidak langsung mengakibatkan melemahnya otot sehingga cedera dapat kambuh dengan mudah. Kambuhnya cedera penggunaan berlebih akan berlanjut hingga mendapatkan intervensi perawatan aktif.
Beberapa cara mudah yang dapat Anda lakukan untuk menghindari cedera penggunaan berlebih, antara lain, adalah memastikan bahwa Anda menggunakan alat yang tepat, melakukan pemanasan sebelum dan pendinginan setelah berolahraga, serta memastikan Anda tidak berolahraga melebihi kemampuan Anda.
Kapan harus mengunjungi dokter
Untuk cedera akut
Jika Anda merasa cedera Anda tergolong berat, segera datangi unit gawat darurat. Gejala-gejala berikut ini dapat menjadi panduan yang tepat untuk memutuskan jika gejala Anda memerlukan perawatan profesional:
- Pembengkakan dan rasa nyeri yang kuat
- Terjadi perubahan bentuk yang terlihat jelas, seperti adanya benjolan besar atau pembengkokan anggota gerak dengan sudut yang janggal
- Terdengar suara geretak atau tidak wajar saat Anda menggerakkan area yang cedera
- Ketidakmampuan area yang cedera untuk menopang beban
- Persendian yang tidak stabil
- Kesulitan bernapas
- Pening
- Demam
Untuk cedera kronis
Banyak cedera penggunaan berlebih terjadi seiring berjalannya waktu dan kerap kali memiliki gejala yang samar. Hal ini dapat menyebabkan tertundanya diagnosis dan perawatan. Penundaan ini dapat mengakibatkan cedera yang lebih serius atau menghambat aktivitas fisik.
Anda harus segera menghubungi dokter jika cedera terkesan ringan, tetapi tidak membaik melalui terapi di rumah. Setiap kondisi yang memengaruhi latihan atau kinerja, tetapi belum didiagnosis atau ditangani, juga menjadi peringatan agar Anda berkonsultasi dengan dokter.
Jika terjadi pembengkakan, perubahan warna, memar, atau nyeri yang kuat beberapa minggu pertama setelah terjadi cedera, Anda harus segera mendapatkan penanganan medis.
Article reviewed by Dr Tan Chyn Hong, orthopaedic surgeon at Mount Elizabeth Novena Hospital, Singapore